Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Jembatan Bacem

Gambar
    Jika Anda adalah warga Kabupaten Sukoharjo atau Kabupaten Wonogiri. Tentu tak asing mendengar nama jembatan Bacem. Entah dari mana asal muasal dinamakan jembatan Bacem. Dari para orang tua dan sesepuh desa tidak bisa memberi jawaban memuaskan tentang nama ini. Tapi kalau saya simpulkan sendiri, jembatan Bacem adalah bermula dari kisah seorang pedagang tempe dan tahu bacem. Kemungkinan begitu, tapi ini tidak bisa dijadikan rujukan lho. Ini hanya otak atik gatuk.               Kejadian ini sudah lama berlalu. Kurang lebih tiga tahun lalu, saat saya masih bekerja sebagai kasir di Alfamart Solo Baru. Begitu saya meninggalkan Solo terbersit ingin bercerita tentang jembatan Bacem. Tiga tahun lalu saya masih tinggal bersama orang tua di Bulakrejo Kabupaten Sukoharjo. Dinamakan Bulakrejo karena desa saya tinggal berada di tengah-tengah bulak atau persawahan. Menurut orang tua saya, desa Bulakrejo di bawah tahun 1980 masih tergolong sepi. Kalau malam hari sesudah isya kendaraan yang l

Sepenggal Kisah di Taman Tainan

Kalau kondisi pabrik sedang sepi seperti sekarang ini, setiap  hari Minggu harus libur, tidak bisa tidak. Bahkan pernah dalam satu bulan hari Sabtu dua kali libur. Tapi kalau pas pekerjaan ramai. Libur sebulan hanya dikasih dua hari saja. Kalau ditanya mau libur atau mau lembur, saya pilih lembur. Alasannya jelas, aku ingin uang tambahan lebih banyak. Datang jauh ke Taiwan tujuannya khan mencari uang. Menghidupi keluarga di kampung halaman serta mengumpulkan modal usaha kelak. Aku berangkat ke Taiwan meninggalkan istri dan satu orang anak berumur lima tahun. Tahun depan sudah mulai masuk Sekolah Dasar.         “Hadi, agak siangan nanti mau keluar tidak?” Tanya Rustam padaku.         “Iya, sekalian mau kirim uang, kamu keluar juga?”         “Barengan saja nanti ya? Aku mau ketemu istriku.” Jawab Rustam.         Di pabrikku ada lima orang Indonesia. Aku, Rustam, Arifin, Ilham dan Yudi. Tiga orang temanku sudah berangkat pergi memancing. Untuk mengisi waktu libur biasanya ju

Subejo

Awalan – Su - dalam bahasa Jawa diartikan sebagai bentuk kebaikan. Dari itulah di sekitar kita begitu banyak nama dengan awalan tersebut. Dari pedagang sate di kaki lima, tukang parkir, sopir, dokter, guru hingga jabatan tertinggi di pemerintahan Republik Indonesia didominasi awalan ini. Itulah, Raden Soekemi Sos r odiharjdjo kemudian mengganti nama putranya dari Koesno Sosrodiharhdjo menjadi Soekarno. Karno kecil diharapkan menjadi pendengar yang baik. Kemudian, waktu mengantarkan anak tunggal kelahiran Blitar Jawa Timur itu menjadi penggali Pancasila, dan 44 tahun berikutnya ia  menjadi presiden sekaligus proklamator Republik Indonesia. Harapan sebuah kehidupan yang baik pada setiap orang tua sebenarnya sama. Setiap anaknya menjadi seorang yang berhasil dalam kehidupan, berbakti kepada orang tua dan menjadi yang lebih baik dari orang tuanya. Kita memahami, dan sering berujar pada diri sendiri, bahwa setidaknya anak-anak kita kelak memperoleh yang lebih baik daripada diri kita sen