Sepanggung dengan Merry Riana
“Mas…, bisa bantu acara ?” Tanya Axiong
seorang mahasiswa anggota PERPITA di NTUT lewat Line.
“Acara apa, Bro?” Balas saya. Axiong
kemudian mengirimkan foto DM acara seminar Mimpi Sejuta Dolar bersama Merry
Riana.
Begitu melihat DM tersebut dan siapa
pembicaranya, tanpa berlama-lama segera saya balas permintaan Axiong.
“Ya, saya siap.”
“OK, sampai ketemu di acara,”balas Axiong.
“OK, sampai ketemu di acara,”balas Axiong.
Sepanggung dengan Merry Riana, motivator wanita nomor satu di Indonesia |
Menjadi pemandu acara-acara besar sudah akrab bagi saya. Ngemsi,ngehost, atau apalah namanya.
Selama di Taiwan sejak 2009, di setiap ada acara untuk TKI saya selalu terlibat
di dalamnya. Dengan latar belakang hobi menyanyi, menjadi MC akhirnya salah
satu akibat dari seringnya naik panggung.
Beragam acara panggung hiburan, dan acara besar rutin setiap tahun
yang mengundang artis Indonesia, saya dipercaya menjadi pemandu acara. Untuk
acara pentas musik rasanya sudah biasa, tapi memandu acara seminar adalah yang
pertama kali.
Terlebih lagi begitu mendengar nama Merry Riana, pikiran saya
tertuju pada sosok wanita muda dengan pencapaian luar biasa di bidang usaha
yang ia geluti sejak masih menjadi mahasiswi di Singapura. Siapa Merry Riana,
silahkan browsing di Google.
Sosok wanita inspiratif bagi kaum muda di perantauan |
Minggu, 15 Maret 2015 hari –H- dimana Merry Riana ceramah di hadapan
para perantau Taiwan yang sebagian besar adalah mahasiswa dan pekerja.
Bertempat di salah satu gedung serba guna National Taipei University of Technology.
Merry mengisahkan perjalanan hidupnya semenjak ia masih di Jakarta Utara hingga
masuk ke Singapura.
Mengenakan busana serba merah, Merry Riana
yang pada Desember 2014 lalu meluncurkan satu film dengan judul namanya menyapa
penonton. Interaksi intensif dengan penonton ia lakukan hampir setiap lima
belas menit. Perjalanan hidup Merry berawal
ketika terjadi kerusuhan besar di Jakarta tahun 1998 dan ia kemudian hijrah ke
Singapura. Cita-cita untuk kuliah di Jurusan Teknik Elektro Universitas
Trisakti buyar karena kejadian tersebut. Orang tua Merry kemudian memutuskan
mengirimkan putrinya ke Singapura dengan alasan keselamatan.
Tanpa persiapan yang memadai
untuk kuliah di luar negeri, Merry sempat gagal dalam tes bahasa Inggris di
Nanyang Technological University. Tanpa persiapan bekal dana yang memadai pula,
Merry meminjam dana dari Pemerintah Singapura. Tak hanya untuk biaya kuliah,
tetapi juga untuk hidup sehari-hari. ”Utang saya totalnya 40.000 dollar
Singapura,” kata Merry.
Interaksi dengan peserta seminar |
“Saya harus super hemat, uang
saku saya 10 dolar per minggu. Saya sering makan roti tawar dan mi instant
untuk menyambung hidup.” Penonton pun terkesima dan larut mengikuti alur cerita
perjalanan hidupnya.
Merry membangkitkan semangat bertahan dan berjuang bagi para
perantau di Taiwan. Ketika ia memasuki usia 30 tahun, Merry
membuat resolusi baru, yaitu memberi dampak positif pada satu juta orang di
Asia, terutama di tanah kelahirannya, Indonesia.
Semangat inilah yang ditularkan kepada penonton dan seluruh orang
Indonesia di perantauan khususnya di Taiwan. Pada tahun 2008, Merry dinobatkan
sebagai Salah satu pengusaha
terbaik di Singapura dari Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura. Pada
tahun 2011 ia juga dianugerahi gelar sebagai wanita paling inspiratif pada
salah satu majalah bulanan Inspirational Woman Magazine. Sangat banyak sekali pencapaian
prestasi Merry hingga usianya yang sekarang 34 tahun ini.
Seminar Mimpi Satu
Juta Dolar ini membius penonton. Selama dua jam Merry menyusupkan benih-benih
semangat baru. Acara ditutup dengan sesi tanda tangan dan foto bersama.
Komentar
Posting Komentar